ini nih bagi yang lagi mau menyusun skripsi dengan tema Tari bambu, saya akan berbagi informasi seputar Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Tari Bambu.
Pembelajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Pembelajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
1.
Pengenalan Teknik Tari Bambu
Dalam belajar kooperatif, setidak-tidaknya terdapat 14 teknik yang sering
diterapkan di ruang kelas. Teknik-teknik ini sering kali dipertukarkan dengan metode-metode
pembelajaran kooperatif. Dari 14 teknik tersebut salah satunya yaitu teknik
tari bambu. Tari bambu merupakan pengembangan dan modifikasi dari teknik
lingkaran kecil lingkaran besar. Di beberapa kelas, teknik lingkaran kecil
lingkaran besar sering kali tidak bisa dilaksanakan karena kondisi penataan
ruang kelas yang tidak menunjang. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk
membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar
dari ruang kelas dan belajar di alam bebas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia
memang ditata dengan model klasikal/tradisional. Bahkan, banyak penataan
tradisional ini bersifat permanen; kursi dan meja sulit dipindahkan. Dinamakan
Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip
seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga
populer di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu keunggulan dari teknik ini
adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi
informasi dengan singkat dan teratur. Teknik ini juga memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi
mereka.
2.
Penerapan belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu.
Langkah-langkah belajar kooperatif tipe tari bambu menurut Huda (2013:148) sebagai berikut.
Tari Bambu
Individu
1.
Separuh kelas (atau
seperempat jika jumlah siswa telalu banyak) berdiri berjajar. Jika ada cukup
ruang, mereka bisa berjajar didepan kelas.
2.
Kemungkinan lain
adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan
memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat.
3.
Separuh kelas
lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
4.
Dua siswa yang
berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
5.
Kemudian, satu atau
dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah keujung lainnya di
jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-masing siswa
mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi . Pergeseran bisa
dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
Tari Bambu
Kelompok:
1.
Satu kelompok
berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.
2.
Kelompok bergeser
seperti prosedur Tari Bambu Individu di atas, kemudian mereka pun saling
berbagi informasi.
Sedangkan Suprijono (2013:98)
menjelaskan bahwa pembelajaran dengan metode bamboo dancing (tari bambu) serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran
diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut
di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta
didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi
pelajaran yang baru.
Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi
2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka tiap kelompok besar
terdiri 20 orang. Aturlah sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu
sepuluh orang berdiri berjajar saling berhadapan dengan 10 orang lainnya yang
juga dalam posisi berdiri berjajar. Dengan demikian di dalam tiap-tiap kelompok
besar mereka saling berpasang-pasangan. Pasangan ini disebut sebagai pasangan
awal. Bagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada
kesempatan itu berikan waktu yang cukup kepada mereka agar mendiskusikan tugas
yang diterimanya.
Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap
kelompok besar yang berdiri berjajar saling berhadapan itu bergeser mengikuti
arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik akan mendapat pasangan
baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseran searah jarum jam
baru berhenti ketika tiap-tiap peserta didik kembali ke pasangan asal.
Hasil
diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh
kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif, tanya
jawab dan sebagainya. Kegiatan ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh
melalui diskusi di tiap-tiap kelompok besar dapat diobjektivikasi dan menjadi
pengetahuan bersama seluruh kelas.
3.
Kelebihan
dan Kekurangan Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
a.
Kelebihan Model Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Model pembelajaran ini
cocok atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman
pikiran dan informasi antar peserta didik. Oleh karena itu kelebihan metode ini
(Istarani, 2011) adalah:
1.
Siswa dapat bertukar pengalaman dengan
sesamanya dalam proses pembelajaran.
2.
Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
3.
Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.
b.
Kekurangan Model Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Selain memiliki
kelebihan, model belajar tari bambu juga memiliki beberapa kekurangan,
yaitu:
1.
Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga
menyulitkan proses belajar mengajar.
2.
Siswa lebih banyak bermainnya dari pada
belajar.
3.
Memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
Demikian penjelasan
mengenai pengenalan, penerapan/langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan model
belajar kooperatif tipe tari bambu. Walaupun model belajar kooperatif tipe
tari bambu ini memiliki beberapa kekurangan, namun jika guru dapat mengatur
kegiatan pembelajaran dengan baik, Insya Allah kekurangan tersebut dapat
teratasi dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Dahleni, Ria. 2012. Perbandingan antara Model Belajar Inside Outside Circle dengan Model
Belajar Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat – Sifat
Bangun Datar di Kelas V SDN 3 Semende
Darat Laut. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang. Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
2012. Pedoman Penulisan Skripsi.
Untuk kalangan sendiri: Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Insan Madani.
Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning Metode , Teknik,
Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Pekanbaru: Alfabeta.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Noor Fatirul, Ahmad. 2013. Cooperative Learning. (Online), diakses
2 Desember 2012, pukul 15:55.
Pulcherimma, Evianti. 2012. Perbandingan antara Belajar Kooperatif Tipe
Two Stay- Two Stray melalui Pendekatan Reciprocal Teaching dengan Pengajaran
Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Prabumulih
pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Kubus dan Balok. Skripsi tidak diterbitkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru
Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Semoga bermanfaat, kalau mau tanya-tanya silakan komen ya....... ^_^