Sabtu, 07 September 2013

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU

ini nih bagi yang lagi mau menyusun skripsi dengan tema Tari bambu, saya akan berbagi informasi seputar Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Tari Bambu.

Pembelajar  Kooperatif  Tipe  Tari  Bambu

1.      Pengenalan Teknik Tari Bambu
Dalam belajar kooperatif, setidak-tidaknya terdapat 14 teknik yang sering diterapkan di ruang kelas. Teknik-teknik ini sering kali dipertukarkan dengan metode-metode pembelajaran kooperatif. Dari 14 teknik tersebut salah satunya yaitu teknik tari bambu. Tari bambu merupakan pengembangan dan modifikasi dari teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Di beberapa kelas, teknik lingkaran kecil lingkaran besar sering kali tidak bisa dilaksanakan karena kondisi penataan ruang kelas yang tidak menunjang. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di alam bebas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model klasikal/tradisional. Bahkan, banyak penataan tradisional ini bersifat permanen; kursi dan meja sulit dipindahkan. Dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu keunggulan dari teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur. Teknik ini juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.

2.      Penerapan belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu.
Langkah-langkah belajar kooperatif tipe tari bambu menurut Huda (2013:148) sebagai berikut.
Tari Bambu Individu
1.      Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa telalu banyak) berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar didepan kelas.
2.      Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat.
3.      Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
4.      Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
5.      Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah keujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi . Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
Tari Bambu Kelompok:
1.      Satu kelompok berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.
2.      Kelompok bergeser seperti prosedur Tari Bambu Individu di atas, kemudian mereka pun saling berbagi informasi.
Sedangkan Suprijono (2013:98) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan metode bamboo dancing (tari bambu) serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.
Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang. Aturlah sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu sepuluh orang berdiri berjajar saling berhadapan dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri berjajar. Dengan demikian di dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan. Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup kepada mereka agar mendiskusikan tugas yang diterimanya.
Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar saling berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap peserta didik kembali ke pasangan asal.
 Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Kegiatan ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi di tiap-tiap kelompok besar dapat diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.

3.      Kelebihan dan Kekurangan Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu

a.      Kelebihan Model Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Model pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik. Oleh karena itu kelebihan metode ini (Istarani, 2011) adalah:
1.      Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses pembelajaran.
2.      Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
3.      Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.


b.      Kekurangan Model Belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Selain memiliki kelebihan, model belajar tari bambu juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1.      Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar mengajar.
2.      Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar.
3.      Memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

Demikian penjelasan mengenai pengenalan, penerapan/langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan model belajar kooperatif tipe tari bambu. Walaupun model belajar kooperatif tipe tari bambu ini memiliki beberapa kekurangan, namun jika guru dapat mengatur kegiatan pembelajaran dengan baik, Insya Allah kekurangan tersebut dapat teratasi dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN
Dahleni, Ria. 2012. Perbandingan antara Model Belajar Inside Outside Circle dengan Model Belajar Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat – Sifat Bangun Datar di Kelas V SDN  3 Semende Darat Laut. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang. Universitas Muhammadiyah Palembang.

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Untuk kalangan sendiri: Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning Metode , Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Pekanbaru: Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Noor Fatirul, Ahmad. 2013. Cooperative Learning. (Online), diakses 2 Desember 2012, pukul 15:55.

Pulcherimma, Evianti. 2012. Perbandingan antara Belajar Kooperatif Tipe Two Stay- Two Stray melalui Pendekatan Reciprocal Teaching dengan Pengajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Prabumulih pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Kubus dan Balok. Skripsi tidak diterbitkan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.




 Semoga bermanfaat, kalau mau tanya-tanya silakan komen ya....... ^_^